Dear Jiwa . . .
Dalam sendunya malam engkau meregang
menemukan betapa kerasnya diri kini kalah dengan dunia
Engkau meregang
dalam diam sama seperti dulu
sebab semesta seakan menggiringmu ke tempat lain
Dalammu semua berkecamuk
Remuknya rasa berdebat dengan kerasnya kepala
Mungkin kau harus menyalahkan mengapa tercipta demikian
Derai kini tak lagi berguna
Peluh pun mungkin tak lagi
Berhentilah berkecamuk karena ntah apa yang kini merajaimu
Terasa jauh..
Pandangan mengabur dipenuhi derai mu
Berhentilah..
Semua hanya kesia-siaan bagimu
Duhai Jiwa..
Lihatlah sang Embun menyapamu
Sama seperti masa lampau
Menilik heran "sebab ini seperti bukan dirimu,"ujarnya
Mempertanyakan apa yang sudah menghempaskanmu?
Akh Jiwa.. mengapa kau diam?
Mungkin memang aku yang meresahkanmu
Mungkin aku yang menyeretmu hingga kesini
Mungkin aku yang meremuk-redamkanmu lagi dan lagi
Mungkin aku..
Namun aku tertegun
Selama ini mungkin aku tak bertanya padaNYA
Apa yang menjadi inginNYA
Apa yang menggundahkan hatiNYA
Mungkin aku sudah terlalu jauh terbenam
Akh baiklah..
Mungkin ini inginNYA
Mungkin lorong waktu ini yang tepat
Selamat memasuki lorong waktu yang baru
Wahai Jiwa.. Wahai Raga..
Dalam reruntuhan aku lirihkan asaku
Kiranya bahagia yang ada di lorong waktu ini . . .
Wednesday, January 24, 2018
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hello world.. ^__^
Advertising
Pages
About Me
Entri Populer
-
Udah lamaaaa sekali gak buat kejutan buat suami, jadi tahun ini sengaja buatin dia mini poster, sketsa wajah dan video ini. Kejutan-kejut...
-
Now i was in my new room,new place,new environment..And i feel more lonely than before.. :( Yeah..hari ini aku resmi pindahan ke kostan y...
-
Saya kembaliii... :) Sudah minum obat dan tak ada salahnya jika mengisi waktu istirahat saya saat ini dengan ngblog. Agak-agak seriuslah ...
0 comments:
Post a Comment