Monday, November 13, 2017

Back To Huta


Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini pendaftaran untuk menjadi Koordinator Kota Kemenkeu Mengajar 2 sangat terasa semaraknya. Begitu banyak yang tertarik dan mendaftar, saya termasuk juga didalamnya. Bersyukur bahwa saya mendapat kesempatan untuk mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai Koordinator Kota Kemenkeu Mengajar 2 Tebing Tinggi. Rasanya tentu luar biasa senang dan meluap-luap bahagia. Ide-ide yang udah dipersiapkan berasa ingin segera direalisasikan, padahal panitia saja belum terbentuk (heehee…). Pada awalnya tentu mengajak mereka yang udah mendaftar sebagai Koordinator Kota namun tidak terpilih, untuk bergabung sebagai relawan panitia. Saya antusias pengen mengajak mereka bergabung di Tebing Tinggi, apalagi saat tahu kalau ada tiga orang pendaftar untuk wilayah Tebing Tinggi dan sekitar (kecuali Medan). Paling mengejutkan adalah pada saat Panitia Pusat membagikan daftar nama tersebut, ternyata tiga orang yang mendaftar sebagai Koordinator Kota Tebing Tinggi ketiganya bernama belakang (marga/boru) Simarmata. Memang kalau nama saya dipakainya Saragih, tapi lengkapnya nama belakang saya itu Saragih Simarmata. Rasanya kaget, lucu, dan senang juga karena jarang sekali kejadian seperti ini. Bersyukur yang satu mau bergabung sebagai PIC Acara dan satu lagi tidak bisa bergabung karena sedang hamil muda.
            Jika Kemenkeu Mengajar (KM) kota lain memilih sekolah yang berdekatan, Tebing Tinggi justru memilih sekolah di Tebing Tinggi dan Samosir sebagai tempat dilaksanakannya KM 2. Banyak yang mempertanyakan mengapa memilih lokasi yang begitu berjauhan, tidak hanya terpisah daratan tapi juga danau. Iya, danau karena Samosir adalah sebuah pulau yang berada tepat di tengah-tengah Danau Toba. Sudah pernah ke Danau Toba? Jika belum maka cobalah jadwalkan waktu untuk berlibur dan menikmati keindahan Danau Toba. Pesan hotel dua atau tiga bulan sebelum kedatangan karena biasanya hotel-hotelnya selalu penuh dengan turis dari mancanegara. Alasan pemilihan sekolah dilihat berdasarkan kebutuhan sekolah tersebut. Kemenkeu Mengajar tentu tidak hanya ingin merangkul dan menjadi dekat dengan masyarakat sekitar, namun juga menunjukkan kepedulian bagi mereka yang mungkin “terlupakan” oleh sekitar.
Sekolah di Tebing Tinggi merupakan sekolah yang sudah terakreditasi A, namun mayoritas siswanya berasal dari golongan ekonomi menengah kebawah. Ruang belajar sudah cukup baik dengan pencahayaan yang cukup serta kebersihan yang terjaga. Buku-buku bacaan dan perpustakaan juga sudah tersedia meski belum sepenuhnya mencukupi bagi seluruh siswa di sekolah tersebut. Donasi buku menjadi ide yang kita lakukan agar para siswa mendapat buku-buku pengetahuan yang layak baca dan dapat meningkatkan pengetahuan mereka akan dunia luar dan masa depan. Kita berharap melalui KM 2 para siswa juga berani untuk menggapai cita-citanya tanpa memandang latar belakang ekonomi dan keluarganya, membawa dampak perubahan bagi bangsa baik sebagai penjaga keuangan negara maupun profesi lainnya. Sekolah begitu antusias saat kita berkunjung kesana, mereka tidak menyangka akan terpilih karena letaknya yang berada di pinggiran kota dan siswanya berlatar belakang ekonomi menengah kebawah. Bahkan Kepala Sekolahnya sampai berkata : “Kami gak sangka loh Bu, bakal terpilih untuk kegiatan ini. Kan biasanya kalo dari intansi-instansi gitu milihnya sekolah-sekolah yang di kota, apalagi siswa kita kan ya gitulah..dari ekonomi menengah kebawah tapi pintar-pintarnya mereka.” Hasil survey dan perbincangan dengan Kepala Sekolah membuat kita makin yakin dengan pilihan ini.
Sedangkan sekolah di Samosir, masih sangat jauh berbeda dengan sekolah di Tebing Tinggi. Pada saat survey ke Samosir saya tidak bisa ikut, jadi hanya mendengar cerita dan melihat foto serta videonya saja. Saya hanya tahu bahwa kondisi disana masih jauh dari kata layak sebagai sekolah. Air saja masih susah disana, sungguh ironi karena mereka berada di tengah danau dan hutan yang harusnya menyimpan banyak air. Ruang sekolah masih belum sepenuhnya layak karena ada beberapa kelas yang lantainya terbuat dari semen dan sudah pecah-pecah sehingga banyak debu. Kursi-kursi juga masih ada yang menggunakan kursi plastik. Ketika pada akhirnya saya mendapat kesempatan melihat langsung sekolah tujuan KM 2 di Samosir, saya antusias sekali. Apalagi letak sekolahnya yang berada di kampung (desa) Simarmata, tempat opung leluhur saya lahir dan tumbuh disana. Rasanya KM 2 ini akan menjadi kesempatan untuk pulang kampung atau bahasa kekiniannya back to huta (huta dalam bahasa Batak Toba artinya kampung atau desa).
Saya sedang ada kegiatan kantor di Samosir dan kemudian menyempatkan diri melihat lokasi sekolah. Dalam perjalanan menuju sekolah, saya bertemu dengan dua orang anak sekolah yang sedang berjalan kaki lengkap dengan seragam dan tas sekolahnya. Keduanya membawa bambu panjang, mungkin untuk prakarya atau tugas dari guru. Saat itu saya bersama dengan enam orang teman kantor langsung mengajak dua siswa sekolah ini untuk ikut naik mobil ke sekolah mereka. Saya trenyuh dan ingin menumpahkan airmata saat tahu kalau mereka harus berjalan kaki lebih dari enam km setiap hari, berangkat dan pulang dari sekolah. Jalanannya masih tanah yang kalau hujan tentu akan becek dan tidak ada gojek, tapi mereka tetap berangkat sekolah. Jadi teringat kalau dulu saat SD, saya saja masih malas-malasan untuk sekolah padahal dekat dengan rumah, rasanya malu jika dibandingkan dengan dua orang adik ini. Begitu sampai di sekolah, kita hanya mampir sebentar tidak sampai masuk ke sekolah karena sedang mengejar waktu, rasanya makin terharu saat melihat sekolahnya dan para siswa yang sedang berkumpul menyanyikan lagu wajib sambil menatap heran kepada kami. Hanya lambaian tangan yang bisa kami lakukan sambil bergumam sampai ketemu tanggal 23 Oktober 2017.
            Rasa antusias terhadap KM 2 Tebing Tinggi ini bukan semata-mata karena kampung leluhur yang menjadi salah satu tujuannya, tapi karena kesempatan untuk membawa kebaikan yang tidak ternilai bagi mereka yang ada di Tebing Tinggi dan Samosir. Saya makin yakin jika tahun depan masih diberi kesempatan untuk bergabung dengan KM lagi, saya ingin menjangkau lebih banyak lagi relawan untuk kembali ke sekolah, kembali ke kampung halaman dan membangun mimpi anak-anak disana. 

0 comments:

Hello world.. ^__^

Hello world.. ^__^

Advertising

Advertising

Labels

About Me

My Photo
Perfect Melancholic - Strong Choleric - Pluviophile

Entri Populer